Jujun merasa hidupnya hampa di sekolah, kesibukannya
dengan pelajaran sekolah membuat dia merasa sangat sibuk. Dengan kesendiriannya
itu, dia mulai jenuh di sekolah, dia melihat teman-temannya bahagia saja di
sekolah, setelah dicari akar sebabnya kenapa teman-temannya senang-senang saja
di sekolah, ternyata ini hanya soal cinta. Teman-temannya memiliki pacar di
sekolah, dan mereka bersemangat untuk sekolah. Jujun pun bertekad untuk
mendapatkan pacar di sekolah.
Ditolak lagi!
Jujun berusaha mendekati siswi-siswi di sekolah, dia
tidak segan mengutarakan perasaannya kepada mereka, akan tetapi dia selalu
gagal. Entah mengapa setiap siswi yang didekati selalu menolak Jujun. Dia mulai
patah semangat. Suatu hari, Jujun berpapasan dengan Sisil Pricilia, seorang
siswi yang baru pindah sekolah. Jujun terpesona, dia berkenalan dengan Sisil
yang ternyata diketahui dari perkenalan itu bahwa Sisil adalah mantan pacarnya
Sisil di SMP. Jujun sangat terkejut dengan perubahan Sisil.
bertemu Sisil
Jujun menceritakan pertemuan itu kepada sahabatnya,
Gilang. Lalu dia meminta usulan bagaimana caranya agar Sisil dapat kembali lagi
mencintainya. Gilang, segera memberikan ide-idenya untuk membuat Sisil jatuh
cinta lagi kepada Jujun. Segala cara Jujun usahakan agar Sisil mau balikan
lagi. Jujun semakin bersemangat sekolah dan mendekati Sisil.
Curhat
Apakah cinta di hati mereka akan bersemi kembali, atau
tidak sama sekali? Atau malah Sisil membenci Jujun yang dulu memutuskannya
secara sepihak? Cinta memang terkadang tidak bisa ditebak haluannya, cinta
selalu datang disaat waktu yang tidak tepat, begitupun sebaliknya. Selamat
menonton!
Nana Sastrawan adalah nama pena dari Nana Supriyana, S.Pd tinggal di Tangerang, lahir 27 Juli di Kuningan, Jawa Barat. Menulis sejak sekolah menengah pertama, beberapa karyanya banyak dimuat di berbagai media, tulisan skenarionya telah dan sedang difilmkan. Ia senang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan kebudayaan di Indonesia. Dia juga sering terlihat hadir di berbagai kegiatan komunitas seni dan sastra Internasional, kerap dijumpai juga tengah membaca puisi, pentas teater dan sebagai pembicara seminar. Laki-laki yang berprofesi sebagai pendidik di sekolah swasta ini pernah menjadi peserta MASTERA CERPEN (Majelis Sastra Asia Tenggara) dari Indonesia bersama para penulis dari Malaysia, Brunei, Singapura. Dia juga menerima penghargaan Acarya Sastra IV dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015. Karya sastranya berupa buku kumpulan puisi adalah Tergantung Di Langit (2006), Nitisara (2008), Kitab Hujan (2010). Beberapa karya sastranya berupa puisi dan cerpen tergabung dalam Menggenggam Cahaya (2009), G 30 S (2009), Empat Amanat Hujan (2010), Penyair Tali Pancing (2010), Hampir Sebuah Metafora (2011), Kado Sang Terdakwa (2011), Gadis Dalam Cermin (2012), Rindu Ayah (2013), Rindu Ibu (2013). Dan beberapa novelnya adalah Anonymous (2012). Cinta Bukan Permainan (2013). Cinta itu Kamu (2013). Love on the Sky (2013). Kerajaan Hati (2014). Kekasih Impian (2014). Cinta di Usia Muda (2014). Kumpulan Cerpennya, ilusi-delusi (2014), Jari Manis dan Gaun Pengantin di Hari Minggu (2016), Chicken Noodle for Students (2017). Tahun 2017 dan 2018 tiga bukunya terpilih sebagai buku bacaan pendamping kurikulum di SD dan SMA/SMK dari kemendikbud yaitu berjudul, Telolet, Aku Ingin Sekolah dan Kids Zaman Now. Dia bisa di sapa di pos-el, nitisara_puisi@yahoo.com. Dan di akun medsos pribadinya dengan nama Nana Sastrawan. Atau di situs www.nanasastrawan.com. Karya lainnya seperti film-film pendek dapat ditonton di www.youtube.com.
comment 0 komentar
more_vert