Bulan Januari masih menempel di tembok, warnanya pucat dan dingin, seperti kamar terisi salju. Ada potretmu terpajang di situ, tersenyum mengundang birahi. Ada bau tembakau dalam mulutku, seperti sampah yang tertimbun, tergenang air. Suara tikus di atap rumah, berlari mencari makan. Mengapa ada birahi di dalam kamar yang terisi salju dan sampah tergenang di situ, di dekat tikus yang kelaparan.
Tembok mengeluarkan air, bau got. Bulan Januari tergenang, memiliki kolam renang di tengah kota. Ada kanak-kanak bermain air, ada pengamen mencari uang receh di dasarnya. Ada bis kota mengapung, ada kondom mengambang, ada kamu menjerit meminta tolong, sebab tak bisa berenang. Kenapa ada bayi di gendong menjauhi kolam renang, apa bayi itu mati tenggelam, atau hanya ingin meminum susu dari puting ibunya. Kenapa ada kebaya tersangkut di tepi kolam renang, apakah sudah terjadi pesta pernikahan semalam.
Kolam renang di halaman bulan Januari. Riak-riak airnya menenggelamkan kota, riaknya menjatuhkan tanggal-tanggal yang menempel, uang-uang kertas hanyut terbawa arus. Nasi dan daging dimakan tikus yang terjun dari atap rumah. Kamu mengambil gambar dengan kamera, memotret perpustakaan dalam kolam renang, buku-buku basah, seperti pikiran yang telah menjadi air.
Baiklah, akan kusimpan potretmu yang terpajang di situ seperti kalender di tembok rumahku.